Sabtu, 02 Februari 2013

Kenapa Challenger?

Kenapa tidak Columbia yang terjadi bulan Februari tahun 2003 lalu? Atau Apollo 1 tahun 67?

Saya begitu menggembar-gemborkan peringatan meledaknya Pesawat ulang alik Challenger yang terjadi pada 28 January 1968 itu karena ada kisah yang berubah akibat peristiwa tersebut. Sebuah cerita yang mengubah mimpi sebagian penduduk Indonesia, terutama bagi mereka yang tertarik dengan keluarangkasaan.

Pratiwi Pujilestari Soedarmono

Pernah tahu Prof. Dr. Pratiwi Soedarmono? Beliau adalah seorang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang melanjutkan pendidikan doktoral di Universitas di Jepang. Beliau adalah orang yang akan menjadi astronot pertama Indonesia bahkan Asia pada misi STS-61-H yang rencananya diberangkatkan bulan Juni-Juli di tahun yang sama (1986) dengan keberangkatan Challenger. Sayangnya, kemudian Challenger yang membawa misi STS-51-L mengalami kecelakaan yang menyebabkan NASA mengalami kerugian milyaran dolar, dan mengakibatkan NASA melakukan pembatalan misi STS-61-H.

Sampai saat ini Indonesia belum memiliki astronot lagi, dan ya, seolah keberadaan astronot hanyalah mimpi belaka bagi penduduk Indonesia. Seandainya ketika itu Challenger tidak mengalami bencana, mungkin Indonesia kini telah meretaskan puluhan astronot, entah yang tergabung dalam NASA, maupun LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) apabila dana pemerintah Indonesia tersalurkan.

Mohri Mamoru, seorang Jepang, pada akhirnya menggantikan posisi Pratiwi Soedarmono pada misi yang lain. Namun beliau, bersama Pratiwi Soedarmono selalu memotivasi penduduk Indonesia bahwa menjadi astronot itu bukan sekedar angan-angan. Memang benar, Ibu Soedarmono batal menjadi astronot bukan karena ketidakmampuannya, tapi karena takdir Tuhan.

Dan apa esensi menjadi astronot? Apabila ada rasa haus akan ilmu pengetahuan, maka menjelajahi luar angkasa, menjajal hidup di dunia yang sama sekali baru dari dunia yang kita tinggali selama ini, membagikan sebuah pengalaman demi perkembangan peradaban umat manusia, mungkin akan menjadi sesuatu yang tak terbayarkan yang bahkan akan membuat siapapun bersedia menukarkannya dengan nyawa sendiri...

...seperti yang telah dilakukan oleh kru pesawat Challenger.

0 comments:

Posting Komentar

 
;