Minggu, 07 Agustus 2011

ROLE PLAY Forum

Pernah dengar? Belum? Mari, mari saya jelaskan sedikit. Jadi kalau anda senang menulis fiksi, senang membuat sebuah karakter dalam benak anda dengan visualisasi yang sudah anda tentukan (sejenis fanfic), atau anda membayangkan karakter anda mempunyai wajah secantik atau setampan artis-artis hollywood maupun anime-anime kesayangan anda tapi punya sifat sekejam psikopat, maka forum roleplay mungkin menjadi salah satu wadah yang cocok untuk menuangkan ide-ide brilian anda.

Berikut forum-forum roleplay yang pernah saya ikuti :
- Hogwarts dan dunia Harry Potter : http://indohogwarts.co.nr/
- Hogwarts tanpa Harry Potter : http://btmrpg.co.nr
- Beauxbatons : http://s1.zetaboards.com/Beauxbatons_rpg/index/
- Indo Salem (sekolah sihir bkn Hogwarts) : http://s4.zetaboards.com/indo_salem/
- Atlantis (intitut teknologi dalam kota Atlantis) : http://s4.zetaboards.com/atlantis/

Cara mainnya mudah, anda tinggal post sebuah topik yang berisi deskripsi apa yang karakter anda sedang lakukan. Kemudian tunggu saja, nanti member lain akan memposting balasan yang berisi interaksi karakter mereka dengan karakter anda. Begitu seterusnya anda akan berbalasan. Plot cerita bisa direncanakan bisa juga mengalir sekehendak para member yang tergabung dalam topik tersebut. Biasanya lebih menarik topik-topik yang mengalir seperti air karena dengan begitu setiap PM (Puppet Master, sebutan bagi anda) lebih bersemangat untuk mengarahkan suatu plot sesuai apa yang direncanakan. Tapi juga kekurangannya plot seperti itu kebanyakan tidak selesai, dan plot bisa berubah dari yang direncanakan. Berdasarkan tipe plot ini, maka suatu topik dibedakan menjadi open, invited, dan closed. Saya blm pernah ikut ataupun membuat topik closed dan invited. Tapi untuk yang open, adalah topik yang mempunyai plot bebas seperti yang saya jelaskan di atas tadi.

Baru-baru ini saya bergabung dengan RPF Atlantis, dan tiba-tiba inbox saya berisi satu surat dari seorang member baru disana. Awalnya ia mengira saya adalah murid dari sebuah sekolah dimana ia bersekolah, tapi kemudian kami meneruskan obrolan meskipun kami tidak saling kenal dalam Real World (RW). Ketika saya tanya-tanya, ternyata RP sudah menjadi semacam ekskul disana. Menurut saya sekolah mereka sangat kreatif, karena sebenarnya dengan aktif dalam forum ini bisa melatih penggunaan bahasa indonesia yang baik karena kebanyakan forum RP memberikan peraturan tersebut. Tentu saja bagi yang belum pernah menulis fiksi atau menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dalam membuat cerita fiksi tidak dilarang untuk bergabung. Perlahan-lahan belajar dengan sering aktif dalam forum tersebut, memperhatikan bagaimana member lain menggunakan bahasa indonesia, dan mulai mengoreksi tulisan sendiri, maka anda akan bisa menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dengan gaya anda sendiri. Selain itu, dengan memposting di forum ini bisa melatih kepercayaan diri anda untuk menjadi penulis dan mempublikasikan karya-karya anda.

Ada juga komunitas/forum yang mengumpulkan para puppet master untuk berbicara sebagai PM. Di tempat ini para PM bebas berinteraksi membahas soal RP maupun RW. Salah satu forum yang saya tahu sebagai tempat kumpulnya para PM, yaitu coffe house : http://s1.zetaboards.com/coffeehouse/

Berikut saya berikan sedikit kutipan RP yang terjadi antara dua karakter dalam forum Indo Salem yang dimainkan oleh Elly E. Montgomery dan Han R. Eisenfold. Setting : ruang kelas transfigurasi kelas I dimana Han dan Elly berasal dari asrama yang sama.

 
 Elly E. Montgomery
Satu teriakan ingin sekali diucapkan oleh Elly saat ini, melihat ia sudah memasuki kelas-yang-entah-keberapa setelah ia diterima menjadi murid Salem. Pandangannya mengacu pada seisi kelas, melihat satu persatu temannya yang melakukan berbagai macam aktivitas. Elly sendiri hanya mendengarkan sang guru transfigurasi yang masih berdiri sambil mengucapkan sepatah dua patah kata yang hanya dibalas oleh gadis bersurai pirang itu dengan anggukan kecil.

Jangan tanyakan apa ia mengerti. Elly sama sekali tidak mengerti apa itu transfigurasi. Walaupun ia asli keturunan pureblood, ia sama sekali tidak pernah mendengar kedua orangtuanya bercerita tentang apa itu transfigurasi bla bla. Yang pernah ia dengar mungkin tentang dunia sihir. Ah, payah.

Sekali lagi memandangi teman-temannya satu persatu. Maksudnya untuk mengenali teman-temannya sesama asrama Carnegies maupun asrama Parthian. Menyadari bahwa tidak akan ada murid yang berasal dari Bourdon, Elly hanya menunduk.

Fleur tidak akan ada disini.

Yeah, apa salahnya mencoba mandiri, belajar segala sesuatu secara sendiri, tidak bergantung dengan orang lain. Tapi bagaimanapun juga hanya Elly yang ia kenal disini. Dan itu sama saja tidak berarti jika mereka berbeda asrama. Oke, abaikan—saatnya belajar daripada menggalau terus.

Guru di depan sana—Profesor Edward Lee—memberikan pertanyaan apa itu transfigurasi. Andaikata ia boleh berbicara, ia akan mengucapkan kata 'saya-tidak-tahu-sama-sekali, Sir'. Sayangnya, saja ia masih malu-malu. Terdengar bodoh memang, menyadari seorang Elly Emmeline Montgomery yang pada dasarnya asal berbicara tidak bisa mengeluarkan kata-kata dari mulutnya. Oke, perlu digaris bawahi, ia tidak bisa menjawab, bukan tidak bisa berbicara.

Berpikir keras, dan memag tak tahu harus menjawab apa. Barangkali seseorang disebelahnya bisa menjawab? Entahlah. Tanyakan saja.

"Hei, kau tahu apa itu transfigurasi?"

Tadda—pertanyaan bodoh. Great.


Han R. Eisenfold
 Masih tetap di dalam kelas. Jujur saja, Han mulai merasa kehidupannya di kastil itu tidak jauh berbeda untuk persoalan kelas, belajar-mengajar, dan penilaian. Ia belum bisa mempraktekkan sihir-sihir seperti dalam bayangannya, misalnya melemparkan api atau menghilang. Dan untuk hari ini, transfigurasi. Han tidak terlalu bersemangat, bukan karena pelajarannya, tapi karena kekecewaan bertubi-tubi yang ia alami selama menjalani pendidikan di kastil itu. Tampaknya mempelajari sihir tidak bisa langsung sebuah sihir yang hebat, tapi dimulai dari sihir-sihir kecil terlebih dahulu.

Pengajarnya—Professor Edward Lee—adalah salah satu pengajar yang juga berpara Asia. Ia memberi kata sambutan, melemparkan sebuah tantangan bagi para murid untuk menyumbangkan pendapatnya mengenai ilmu transfigurasi berdasarkan buku dengan asas penyamarataan bagi seluruhnya tak terkecuali para muggle.

Muggle—

Seorang anak laki-laki mengangkat tangannya tinggi-tinggi, kemudian menyerocos menumpahkan isi dalam otaknya mengenai ilmu transfigurasi. Perubahan suatu benda menjadi benda yang lain. Begitu katanya. Tapi daripada membahas tentang transfigurasi, Han lebih tertarik untuk mengetahui perbedaan apa yang terjadi—seperti yang dengan ambigu disebutkan professor tadi—antara para muggle yang menjadi penyihir dengan para penyihir asli.

Menyanggahkan kepalanya di telapak tangan kanan di atas meja, Han masih terus memandang ke depan kelas, menatap professor yang masih mencari jawaban dari para muridnya. Sementara itu Han juga disibukkan oleh pikirannya sendiri sampai seorang anak perempuan yang duduk di sebelahnya kemudian berbicara.

"Hei, kau tahu apa itu transfigurasi?"

Han menoleh menghadapi lawan bicaranya. Anak perempuan itu satu asrama dengannya. Seingat Han, entah dapat dari mana, namanya Montgomery.

“Seperti yang dikatakan olehnya. Tapi menurutku bukan benda, lebih tepatnya sebuah objek. Trans berarti perpindahan atau perubahan, sedangkan figurasi dari kata figure adalah bentuk”, Han menjawab dengan asal menurut logikanya saja, jelas bukan diambil dari buku manapun. Tapi Han bukan tipikal orang yang akan mengacungkan tangan dan memberi jawaban pada pengajar yang ada di depan kelas, menurutnya, itu seperti mencari perhatian supaya tampak menonjol dibanding yang lain. Kalau anak perempuan, hal ini wajar, tapi bagi anak laki-laki, seperti yang dilakukan anak asrama Parthian barusan, Han merasa agak lucu.

“Kau mau menambah poin asrama? Sebutkan saja yang kubilang barusan. Meskipun hanya meralat kalimat anak laki-laki itu, setidaknya kau ikut berkontribusi. Seharusnya professor itu juga menambah poin asrama kita”, Han menyeringai. Bukan licik, tapi cerdas. Baru kali ini ia merasa otaknya tidak kosong melompong.

“Ngomong-ngomong, kau tahu apa yang membedakan muggle dengan penyihir? Maksudku, tadi professor Lee bilang ia akan menyamaratakan semua siswanya, termasuk para muggle”.

Elly E. Montgomery
Menarik napas pendek, merasa grogi ketika bertanya pada sosok pemuda yang duduk di sebelah Elly. Pemuda itu beralih padanya, menatapnya—seakan-akan menjawab pertanyaan dari gadis bermarga Montgomery tersebut.

"Seperti yang dikatakan olehnya. Tapi menurutku bukan benda, lebih tepatnya sebuah objek. Trans berarti perpindahan atau perubahan, sedangkan figurasi dari kata figure adalah bentuk."

Pemuda itu menjawab pertanyaan Elly dengan sempurna. Dilihat dari cara bicaranya sepertinya ia berasal dari asrama yang sama dengan asramanya—Carnegies.

Elly hanya mengangguk sambil tersenyum. Oh, jadi itu yang namanya transfigurasi. Elly baru mengerti sekarang. Bodoh sekali.

"Kau mau menambah poin asrama? Sebutkan saja yang kubilang barusan. Meskipun hanya meralat kalimat anak laki-laki itu, setidaknya kau ikut berkontribusi. Seharusnya professor itu juga menambah poin asrama kita." Pemuda tadi melanjutkan kata-katanya. Tersenyum menyeringai, seperti mengintruksi Elly untuk melakukan apa yang diperintahkan olehnya. Sebenarnya Elly mau melakukan itu. Tapi sepertinya itu tindakan bodoh. Yeah, Elly 'kan memang tidak tahu. Itu sama saja curang.

"Sebaiknya kau saja yang mengangkat tangan." Elly mulai berbicara. "Yeah, seperti katamu tadi, poin asrama kita bisa bertambah. Aku tak mungkin mengkopi jawabanmu tadi." Dan tersenyum. Setidaknya memang itu maksud Elly.

Tiba-tiba pemuda itu berbicara kembali. Begiliran tanya, apa hal yang membedakan antara muggle dengan penyihir. "Menurutku, perbedaan mendasar antara muggle dan penyhir itu sangat mudah. Penyihir tentu mempunyai kekuatan sihir dan muggle adalah manusia yang tidak bisa mengeluarkan sihir, dan biasanya penyakit muggle lebih mudah di sembuhkan namun umur muggle akan meninggal dengan umur yang tidak beratusan tahun, tapi para penyihir biasanya mendapat berbagai penyakit berat tapi umur penyihir biasanya lebih panjang." Elly menjawab panjang lebar sambil mengangkat bahunya. Ia hanya tahu itu saja. Mudah-mudahan saja pemuda tadi mengerti.

"Yeah, hanya itu yang kutahu."

Nah, tertarik? Ayo join! :)

0 comments:

Posting Komentar

 
;